STP Reinha Larantuka, Jumat, 08 April 2022 mengadakan Rekoleksi Bersama di Kapela STP Reinha Larantuka. Adapun tema dalam kegiatan Rekoleki ini yakni “Yesus Sahabat Sepeziarahanku”. Kegiatan Rekoleksi ini bertujuan untuk mengajak seluruh mahasiswa/i merenungkan kembali apakah dirinya sudah menjadi sahabat bagi Yesus?
Kegiatan Rekoleksi ini dipandu oleh Ermelinda Lamapaha mahasiswi dari semester IV sebagai Pembawa Acara, dilanjutkan dengan Doa dan Baca Kitab Suci yang dibawakan oleh Edita F. Bura Goran mahasiswi dari semester VI.
Rekoleksi yang berlangsung mulai pukul 09.30-10.40 Wita, diikuti oleh 115 peserta dari kalangan dosen dan mahasiswa STP Reinha Larantuka. Dibuka secara langsung oleh RD. Edi Saban selaku Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Larantuka. Dalam kata pembuka awalnya, Romo Edi mengajak mahasiswa/i STP Reinha Larantuka untuk mengingat dan merenungkan kembali 14 perhentian dalam Jalan Salib Yesus.
Romo Edi sendiri juga menyampaikan bahwa Rekoleksi ini sangat penting untuk diikuti oleh mahasiswa/i Sekolah Tinggi Pastoral, karena tidak hanya merenungkan kembali perjalanan Yesus tetapi juga merenungkan kembali perjalanan hidup diri sendiri selama ziarah hidupnya.
Romo Edi menjelaskan bahwa ada 4 hal yang dilupakan dalam Jalan Salib Yesus, yakni Yesus dihina, Yesus dikasihi, Yesus dicobai, Yesus membawa pertobatan. Keempat hal ini patut kita ingat dan kita renungkan bersama, bahwa betapa Yesus sangat mencintai kita dan menjadi sahabat sejati bagi kita.
Masing-masing dari 4 hal tersebut yakni Pertama, Yesus dihina. Yesus dihina sejak dihadapkan pada mahkamah agama dan diolok-olok. Menjadi pertanyaan bagi kita: Apakah Yesus layak untuk dihina? Kedua, Yesus dikasihi. Yesus dikasihi Maria, Simon dari Kirene, dan Veronika. Maria murid pertama Yesus. Dan inilah kasih seorang murid dan kasih seorang ibu. Maria begitu tegar dalam mendampingi putraNya. Bunda Maria tidak hanya berjalan bersama Yesus tetapi dia juga ikut menderita bersama Yesus. Segala penderitaan dan kegembiraan disimpan dalam hatinya. Maria juga menyadari dirinya sebagai hamba yang membiarkan Tuhan berkerja atas dirinya. Simon yang tidak mempunyai apa-apa, dengan kerendahan hati ia menolong Yesus. Veronika dengan penuh keberanian mengusap wajah Yesus. Ketiga, Yesus dicobai. Para penguasa, penjahat dan serdadu tahu bahwa Yesus mempunyai kuasa, Yesus mempunyai kekuatan fisik, dan Yesus mempunya kekuatan Moril sehingga dia dicobai. Sikap Yesus dalam menghadapi percobaan ini adalah Yesus tetap bertahan di atas salib. Yesus bisa saja turun dari salib dan menyelamatkan diriNya, namun dia mau menampilkan bahwa Allah itu penuh kasih. Keempat, Yesus membawa pertobatan. tiga kelompok yaitu para penguasa, penjahat, dan serdadu yang menyiksa Yesus dan satu kelompok yang harus bertobat yakni kita semua. Setiap peristiwa yang dialami Yesus sangat memberikan arti dan makna bagi kita semua.
Diakhir kegiatan seminar tersebut, Romo. Edi Saban mengajak seluruh mahasiswa/i untuk bertobat kemudian meneladani sikap dan tindakan Yesus dalam penderitaanNya sehingga diselamatkan dan ini akan menghasilkan buah persahabatan yang ditunjukkan lewat tindakan dan sikap saling percaya dan setia satu sama lain. Romo juga mengharapkan mahasiwa/i STP Reinha Larantuka calon agen pastoral harus siap untuk melayani dan siap untuk berkorban di tengah peziarahan hidupnya.