Bertempat di Aula Reinha, Sekolah Tinggi Pastoral Reinha Larantuka menggelar pembukaan perkuliahan tahun akademik 2022/2023 pada Senin, 22/08/2022. Kegiatan tersebut diawali dengan perayaan ekaristi di Kapela STP Reinha Larantuka dan dipimpin oleh Pater Petrus Tukan, SVD selaku Ketua Sekolah Tinggi Pastoral Reinha Larantuka. Perayaan ekaristi dihadiri seluruh civitas akademika STP Reinha.
Dalam kotbahnya, Pater Petrus Tukan, SVD, mengajak seluruh civitas akademika STP Reinha untuk meneladani semangat dan kerendahan hati Bunda Maria yang telah dijadikan sebagai pelindung kampus STP Reinha Larantuka. Menurut Pater Petrus, dengan meneladani semangat dan spiritualitas Maria, seluruh civitas akademika STP Reinha dapat menjadi agen pastoral dan pewarta sabda Allah yang handal dalam naungan Bunda Reinha Larantuka.
Setelah perayaan ekaristi, kegiatan pun dilanjutkan dengan kuliah umum untuk seluruh mahasiswa STP Reinha Larantuka bersama Anselmus D. Atasoge, S.Fil.,M.Th, salah seorang staf pengajar pada STP Reinha. Kuliah umum dibuka secara resmi oleh Ketua Sekolah yang diwakilkan oleh Krisantus Minggu Kwen,S.Pd.,M.Th selaku Wakil Ketua III.
Anselmus D. Atasoge, S.Fil.,M.Th membawakan kuliah umum di bawah tema “Mewujudkan Sebuah Gereja Sinodal: Partisipasi-Persekutuan-Misi” yang dipandu oleh Falentina Siku Openg, mahasiswi semester V selaku moderator.
Dalam pemaparan materinya, Anselmus menjelaskan tentang proses dan hasil Sinode Para Uskup di tingkat Gereja Lokal Keuskupan Larantuka. Beliau mengajak para mahasiswa untuk mendalami sepuluh tema yang digeluti oleh seluruh umat Keuskupan Larantuka dalam ajang sinode di tingkat Keuskupan Larantuka. Baginya, kesepuluh tema itu dapat menjadi inspirasi bagi para mahasiswa untuk mengembangkannya dalam kajian-kajian selama perkuliahan maupun melalui penelitian lapangan. Kesepuluh tema itu yakni Teman Perjalanan, Mendengarkan, Berbicara, Merayakan liturgi, Bertanggungjawab dalam misi, Dialog dalam Gereja dan Masyarakat, Dialog dengan denominasi Kristen, Kewenangan dan partisipasi, Memahami dan memutuskan serta Membina diri dalam sinodalitas.
Anselmus menegaskan bahwa jalan sinodalitas inilah yang diharapkan Allah dari Gereja millenium ketiga dan berjalan bersama itu dimulai dari tingkat lokal ke tingkat universal. Lebih jauh Beliau menjelaskan bahwa sinodalitas merupakan modus vivendi (cara hidup) dan modus operandi (cara bergerak) ketika persekutuan umat allah (gereja) secara bersama-sama ambil bagian aktif dalam misi penginjilan.
Sesi kuliah umum yang berlangsung dari pukul 09.30 hingga 11.30 ini diakhiri dengan tanya jawab dan diskusi sebagai bagian dari upaya memperdalam pengetahuan dan pemahaman tentang sinode dan kehidupan menggereja.
Dalam kesempatan tersebut Krisantus Minggu Kwen, S.Pd.,M.Th mengapresiasi substansi perjumpaan ilmiah ini dan menegaskan bahwa pengetahuan tentang sinode dan kehidupan menggereja ini sangat penting untuk dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi semua umat Allah dalam hidup mengereja baik di Paroki, Lingkungan, maupun di KBG yang dapat membantu perkembangan gereja di masing-masing tempat.